Di antara amal yang paling sederhana namun paling berdampak besar, adalah menanam pohon. Ia tidak bising, tidak butuh banyak kata, tapi diam-diam ia memberi kehidupan. Dari akar hingga daun, dari naungan hingga buahnya, pohon adalah makhluk Allah yang penuh manfaat. Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah seorang muslim menanam sebuah pohon, lalu dari pohon itu dimakan oleh manusia, hewan, atau burung, melainkan itu akan menjadi sedekah baginya hingga hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim) Bayangkan… Satu pohon yang kita tanam hari ini, bisa menjadi pahala yang terus mengalir esok dan seterusnya. Menanam pohon bukan hanya soal lingkungan, tapi juga soal keimanan dan tanggung jawab kita sebagai khalifah di bumi. Pohon menjaga tanah dari longsor, mengikat air agar tak kering, meneduhkan bumi yang panas, dan menjaga udara tetap bersih. Dalam diamnya, pohon menyelamatkan banyak kehidupan. Tak heran jika Rasulullah ﷺ tetap menganjurkan menanam pohon, bahkan di saat kiamat akan terjadi: “Jika terjadi kiamat, dan di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit pohon, maka jika ia masih sempat menanamnya, maka tanamlah.” (HR. Ahmad) Itulah optimisme Islam: bahkan di saat paling gelap, tetap berbuat baik. Tak harus punya lahan luas. Satu pot kecil, satu batang pohon buah, atau sebar bibit di tanah kosong—semuanya bisa jadi ladang pahala yang tak terputus. Karena saat kita menanam pohon, kita sejatinya sedang menanam harapan, menanam kehidupan, dan menanam pahala untuk masa depan yang lebih baik.